Friday, January 06, 2006

Plum, aku punya cerita untukmu...

for my sweetplum...

tulisan ini mungkin tak akan pernah tersampaikan,

tak akan pernah kamu baca,

hingga mungkin kita telah sama-sama memahami bahwa dunia tak hanya berputar di sekeliling kita,
hingga mungkin kita menyadari sepenuhnya arti dari waktu yang kita jalani masing-masing...

sedikit cerita untukmu...
tentang aku,
yang tak pernah kamu temui...


Plum, aku sudah tak lagi setomboy dulu,
setidaknya tak lagi seperti tiga tahun yang lalu…
Celana kargo kesayanganku memang masih sering kukenakan ke kampus, tapi sekarang ditambah kerudung menutupi kepalaku…
Aku juga sudah mengenal rok panjang dan kemeja dengan desain yang manis,
tak lagi hanya kemeja kotak-kotak yang tak pernah kukancingkan dan selalu kusandang di luar kaus longgarku…[meski kadang ini masih kupakai juga…].
Sekarang, aku punya tas sandang yang biasa kupakai bergantian dengan ransel eiger besar yang jadi favoritku itu sesuai kebutuhan…


Oh iya Plum, dulu kamu sering meledekku karena di meja rias kamarku hanya ada bedak talk dan cologne kan?
Sekarang di sana sudah ada pelembab wajah yang cukup rutin kupakai gara-gara terik matahari jatinangor yang tak bersahabat dengan kulit. Di atas meja itu juga ada lip balm, tapi nyaris tak pernah kupakai karena membuatku risih…aku juga sudah bisa memakai bedak di wajah jika diperlukan.[ekekeke...kata-kata "kalau diperlukan" itu suka ndak jelas yah...]
Tapi, alat rias yang lain memang tak pernah ada di sana, karena aku tak berminat bermain warna di wajah ini…toh, aku sudah cukup cantik dengan apa yang ada…
ahahahaha...[mulai…narsisku kumat…]

Plum, setahun terakhir ini aku sudah mulai memperbaiki kosa kata ku,
mengurangi jumlah makian yang biasa kuteriakkan saat aku tak suka akan sesuatu,
menahan diriku untuk tak mengucapkan umpatan meski darahku mulai naik ke kepala…
Aku mencoba untuk menjadi lebih banyak tersenyum dan tertawa bersama orang lain,
aku juga sudah bisa menertawakan diriku sendiri dan tak hanya mengutuki kesalahan-kesalahan yang kulakukan…
Aku sadar kontrol emosiku masih belum baik,
tapi setidaknya aku tak lagi pernah menggebrak meja saat ada konfrontasi,
tak lagi menendangi kursi ketika kepala ini mulai memanas…
Akhirnya aku bisa tersenyum dalam keadaan marah,
mencoba tak memperlihatkan ekspresi yang tak mengenakkan,
belajar bercanda dalam kondisi dan situasi yang "panas" dan panik,
meski kata-kata yang kukeluarkan seringkali tak sejalan dengan senyumku…huehehe…

Plum, aku berubah karena duniaku juga berubah,
aku mulai peduli pada diriku,
aku mulai peduli pada sesuatu yang bernama hati dan perasaan,
aku juga mulai belajar tentang rasa suka, cinta, dan kasih sayang yang sesungguhnya...
aku menemui banyak hal dalam jalanku ini,
beberapa kejadian membuatku berpikir untuk menjadi lebih manis daripada sebelumnya,
sejumlah "pelajaran" berharga membuatku berjuang mengalahkan keegoisanku,
aku pun belajar menghargai orang lain sebagai individu dan bukan atas judgement afiliasi,
aku belajar bagaimana mengontrol reaksi emosiku, memilih dan memilah kata-kataku...
aku juga belajar menurunkan "tegangan" nada pada kalimat-kalimatku...

Plum, aku belum tahu apakah perubahan yang ada membuatku lebih baik atau malah lebih buruk daripada sebelumnya,
tuan A bilang, aku tak lagi se-frontal dulu, dan dia tak suka itu...
hmmm...aku hanya tak ingin berteriak DAMN! sekeras dulu saja,
propaganda tak hanya harus dengan suara kan?
ahahahaha...
kalau kamu baca tulisanku ini, kamu pasti geleng2 kepala dan mengatakan aku tak pernah berubah sejak masa sekolah dulu,
tetap saja suka menjadi tukang protes dimana-mana...
dan aku tahu kamu tak suka duniaku yang itu Plum...
tapi, aku pun tak bisa lepas dari teriakan itu, karena sepertiga hidupku masih ada di sana...

Ah Plum, mungkin buatmu aku tak banyak berubah…
Untuk menemuimu, aku masih lebih memilih mengenakan stelan kargo plus kaus dan sandal gunung, serta ransel eiger besarku daripada mengenakan stelan yang manis dengan tas sandang serta sepatu.
Kenapa?
Karena aku juga belum mau mengubah persepsimu tentangku.
Biarkan kamu tetap memandangku sebagai manusia tanpa hati seperti dulu,
biarkan kamu tetap menganggapku tomboy dan tak suka dengan hal-hal ‘manis’.
Biarkan…

kelak, saat kita punya waktu untuk bertemu lagi,
kita akan tahu bahwa masing-masng dari kita telah berubah begitu banyak...

1 comment:

  1. naaah, gara2 kebanyakan minum aer putih pikiran jadi lancar. Tulisannya jg top abis. Hehehehe.. sudah kuduga, orang ini mantan tomboy. Hmm...
    Aer putih memang menyehatkan.

    ReplyDelete