Thursday, February 23, 2006

...setelah nelen obrolan...

DILARANG STAGNAN...
sepertinya bagus juga untuk jargon yah?
Jadi begini, ceritanya sekarang lagi ada PEMILU RAYA MAHASISWA UNPAD,
and then?
Nggak sih, cuman mau nulis ini aja...
Sukseskan PRAMA UNPAD?
hmmm...buat apa?
Kacaukan PRAMA UNPAD?
buat apa juga?
Tolak BEM KEMA UNPAD?
untuk apa? Kemudian bagaimana setelah ditolak? efeknya apa?
Dukung BEM KEMA UNPAD?
nanti dulu, visi misinya bagaimana? apa yang bisa diperbuat di sana?
kalau APATIS serta TIDAK PEDULI?
kenapa? karena kecewa? karena nggak ngerti? karena ngerasa nggak butuh? atau karena memang nggak ingin peduli saja?
hehehe...
setiap tindakan sepertinya memang butuh ALASAN yang jelas dan bertanggungjawab...
maka berpikirlah mahasiswa...
setelah nelen obrolan dari bapak-bapak pemikir yang bentar-bentar pake filsafat itu, otak ini rasanya panasssss...
aduh...
mendingan diklat deh...asli!
meski lieur oge ningalian angka F/n, SS, jeung ASA...tapi da minimal teu abstrak teuing lah!
aya tah dina kamera...
jangaaaarrrrr...
**sedang dalam proses berpikir**

Friday, February 17, 2006

GAMANG-ku dalam DIAM-ku . . .

Tulisan ini hanya sekedar menyuarakan rasa kesal dan sedih pada diri sendiri dan beberapa orang [mungkin] di sudut sana... sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggeneralisir judgement terhadap lembaga kemahasiswaan yang ada, apalagi tuduhan tak berdasar terhadap rekan-rekan aktivis kampus yang berjuang mempertahankan idealismenya sendiri...sama sekali bukan...[semoga tak ada yang tersinggung dengan tulisan ini...]
Tulisan ini [mungkin] hanya sebuah cerita muram yang terjadi di negeri antah berantah, yang belum tertata rapi dan entah kapan akan tertata...


untuk aku yang pernah berdiam di dalamnya dan setengah hidup berusaha melepaskan ikatan tak jelas yang ada dalam inner circle itu...



PART ONE

Kemarin, kami masih bicara soal advokasi, membahas bagaimana memfasilitasi perjuangan kepentingan publik, tenggelam dalam debat debat kecil tentang bagaimana sesungguhnya kebijakan publik yang dibuat cenderung merugikan publik yang lebih besar lagi...
Kemarin, kami masih berkompromi soal pergerakan, berdiskusi soal strategi dan kemungkinan yang bisa terjadi, bicara soal rencana-rencana aksi, menggoreskan kontroversi lewat poster dan pamflet yang tertempel di sisi sisi dinding bisu jalan itu...
Ya, rasanya baru kemarin kami mengepalkan tangan bersama sambil menyerukan,
Wahai kalian yang rindu kemenangan!
Wahai kalian yang turun ke jalan!
Demi mempersembahkan jiwa dan raga,
untuk negeri tercinta...
Rasanya benar-benar baru kemarin kami berteriak “TOLAK KOMERSIALISASI PENDIDIKAN!!!” hingga serak berbasuh emosi...
Tapi itu memang kemarin...memang hanya cerita hari kemarin...

Bagaimana dengan hari ini?
Hari ini, hujan hujatan itu mereda, badai tuntutan itu menjadi kaku, tak jelas lagi kemana arahnya, memburam bersama kepentingan demi kepentingan yang melingkupi beberapa dari masing-masing kami...
Aku mulai menggeser langkahku sedikit demi sedikit, menolehkan pandanganku pada sesuatu yang lain di sudut sana...
kemudian menjadi begitu perih karena ternyata selama ini kami tak mengubah apa-apa...kami bergerak dan melupakan untuk siapa kami bergerak...
kami menepikan realita seseungguhnya yang teronggok membusuk di depan mata kami...

Teriakan kami soal pemberantasan kemiskinan ternyata tak sungguh-sungguh diimbangi dengan tindakan dari masing-masing kami...
Eksklusifitas mahasiswa...gumamku nyeri...

Aku percaya yang kami lakukan tak salah, kami melakukannya karena kami memilih untuk peduli dan bergerak... tapi bagaimana dengan realita yang ada ini?
Realita yang tersembunyi di balik sejuta istilah yang diusung sana sini...

Aku temangu, realitas kampus ini tak seideal orasi-orasi mahasiswanya sendiri...



PART TWO

Teriakan-teriakan anti korupsi itu pada akhirnya cuma sekedar teriakan sampah yang basi...kenapa? Karena kenyataanya, yang terjadi hanyalah maling teriak maling!
Korupsi dalam lingkup kenegaraan dikutuk dan dikecam sebagai tindakan yang begitu busuk...lalu bagaimana dengan tindakan korupsi kecil-kecilan dalam lembaga kemahasiswaan? Bagaimana dengan tindakan pemalsuan anggaran yang dilakukan oleh mereka yang selama ini serak berteriak “berantas korupsi!”?
Apa yang harus dilakukan atas protes-protes yang dibungkam demi ‘keamanan bersama’? Bagaimana harus kusikapi tindakan kompromi untuk kepentingan pribadi yang ternyata terjadi di balik seruan-seruan tentang idealisme itu? Aku harus berkomentar apa untuk itu semua?
Selama ini terlalu banyak orang yang bicara soal betapa buruknya sistem yang ada, bicara soal betapa seharusnya kita membentuk sebuah sistem baru yang tidak dibangun atas nama demokrasi yang memang utopis itu.
Kemudian apa? Berhenti pada sebatas bicara?

aku masih tak menemukan jawabnya...
perdebatan tentang idealisme begitu keras diteriakkan di sana sini...tapi idealisme itu sendiri ada di mana? di dalam buku tentang perjuangan para tokoh? di dalam buku yang merangkum pemikiran-pemikiran orang-orang yang lebih dulu mengerti dan memahami? di dalam debat-debat dan diskusi panas yang kadang bisa berujung pada kebencian satu sama lain?
aku tidak tahu,
yang aku tahu, idealisme itu ada di sini, dalam diri ini, membungkus jiwa ini, mengatur gerak raga ini, dan terlindung rapi dalam nurani...

aku masih ada dalam batas kegamangan,
berusaha mencari ketepatan yang kuharap ada,
tapi akhirnya yang kutemukan adalah...
"kepentingan yang bicara..."
dan aku mundur perlahan,
apakah aku mempecundangi diri sendiri?
terserah apa kata dunia, aku tak mau menyakiti nurani lebih dari ini...

terima kasih....


**dalam kegamangan tentang realitas yang ada dan pewacanaan dalam kampus, bergelut dengan pikiran sendiri tentang hitam putihnya dunia yang abu-abu...aku harus kemana?**

Tuesday, February 14, 2006

5 weird things about andhin...

5 Weird Things About Me?

huadoh...lima aja ya?ndak buleh lebih?

ekekeke...ini nerusin postingannya Mbak Rho ceritanya...

hm, apakah ini aneh? mungkin nggak juga...tapi bisa iya juga...

1. Kuliah di jurusan Public Relations dan sama sekali nggak ingin kerja jadi Public Relations Ofiicer... Dan...dibilang "perusak jurusan" gara2 stelan kuliah yang "nggak humas (baca:PR) banget!

2. Hobi berat pake sendal gunung untuk kuliah...dan meski udah pernah diusir dari kelas karenanya tetep setia dengan sendal gunung, kecuali kalo ujian...ehehehe...disuir waktu ujian = gawattttt....!

3. Lebih suka berbecek-becek dalam lumpur ketika hiking daripada berjam-jam jalan-jalan di mall tanpa tujuan jelas...argh...

4. Lagi mencoba menyukai warna PINK dan nggak terlalu "alergi" lagi terhadapnya!

5. Masih memilih untuk mencintai...

dan bukan sekedar dicintai...

actually, dicintai itu memang menyenangkan, tapi tanpa bisa balas mencintai? gamang...

huehehehe...

masih banyak yang ingin kutuliskan...

apa sih?

yah, sekian dan terima kasih...

ada yang mau nulis lagi?

=P

Tuesday, February 07, 2006

Bahagia itu...

untuk rekan-rekan yang pernah berjalan di jalur yang sama, pernah mengepalkan tangan karena alasan yang sama, pernah meneriakkan "Satu komando, satu perjuangan!" dengan lantang bersama-sama...


Manusia itu selalu, dan selalu saja mencari apa yang mereka sebut sebagai kebahagiaan, selalu saja mencari celah dan jalan untuk mengecap rasa bahagia yang mereka dambakan. Sesederhana apapun bentuknya, sekecil apapun ukurannya, setidak berarti apapun bagi orang lain, kebahagiaan selalu dicari…

Namun, manusia juga seringkali lupa, hingga seringkali pula arti bahagia itu sendiri menjauh dari hakikatnya, menjauh dari kemurniannya, tertutup oleh definisi-definisi lain kebahagiaan yang tercipta bukan dengan nurani…

** Rahasia kebahagiaan adalah tidak menghindari kesulitan. Dengan memanjat bukit dan bukan meluncurinya, kaki seseorang tumbuh menjadi kuat.
Rahasia kebahagiaan adalah belajar dari orang lain, dan bukan mencoba mengajari mereka.
Rahasia kebahagiaan adalah tertawa bersama orang lain, sebagai sahabat; dan bukan menertawai mereka, sebagai hakim.
Rahasia kebahagiaan adalah menjaga agar hati kita terbuka bagi orang lain dan bagi pengalaman-pengalaman hidup.
Kebahagiaan berarti membuat orang lain bahagia. Padang rumput yang penuh bunga memerlukan pohon-pohon yang tumbuh subur di sekelilingnya, bukan bangunan-bangunan beton yang kaku.
Kebahagiaan berasal dari menerima orang lain sebagaimana adanya. Bukankah taman bunga pun akan lebih indah jika ditanami berbagai macam jenis, bentuk, dan warna bunga?**



Saat kita melangkah, mungkin di satu titik kita akan merasa begitu lelah,
merasa bahwa perjalanan yang kita lalui begitu berat,
merasa bahwa beban kita nyaris tak lagi terangkat…
Ketika saat itu tiba, mari kita berhenti sejenak…
Melemaskan otot kaki yang mulai kaku,
menarik nafas panjang untuk memenuhi rongga dada kita dengan segarnya udara,
dan mengingat kembali untuk apa kita melangkah di jalanan yang telah kita pilih…

**> dicuplik dari bulletin board yang beredar di FS...

Friday, February 03, 2006

nilai keluar!

nilai MPK1 sudah keluar, dan ternyata prediksiku sangat tepat...E!
hahaha...
keren sekali, tahun depan ngulang lagi...
manisnyaaaaa...
tak apa...
aku masih betah kok jadi mahasiswa...

ah, tinggal nilai pertekom...
C? atau D? atau T?
tak tahu lah...

masih bisa tertawa...

masih bisa bercanda...

masih bisa makan enak...

masih bisa tidur nyenyak...

ehehehe...
kaco...

eia, bicara soal cinta masa lalu, bagaimana?
kata jikustik...
tak perlu menilik masa lalu...
yang sudah terjadi terjadilah...

buatku sih, itu pelajaran berharga...
ah, jadi ingat ini gara2 obrolan dengan opik sepulang outbond ke air terjun cibeureum...


ah...nanti lagi ceritanya...
aku jadi kangen pacet-pacet di sana...