Thursday, December 31, 2009

tentang tidak tahu

masih labil, begitu katanya.
masih terlalu banyak protes soal ini dan itu dan lainnya.

menyarankan satu kemudian menyerang ketika saran dijalankan dan nyatanya hasil tak terlampau memuaskan.
mau apa?
mengatakan silakan memilih dengan bebas tapi menuntut "pikirkan orang lain" dalam kondisi "orang lain" punya kuasa lebih untuk merasa tersakiti jika pandangannya [yang seringkali berlawanan itu] tidak dituruti..
lalu aku harus bagaimana?

benturkan saja lagi, dan lagi, dan lagi.
memar sudah tidak punya rasa di sini, saudara.
dan jangan bicara soal luka.

adalah menjijikkan ketika membuang sesuatu demi sesuatu yang lain hanya dengan alasan yang itu.
lalu apa?
kukatakan satu kalimat awal mimpiku dan berondongan mesin kata-kata penolakan keluar dengan cepat bahkan sebelum kukatakan dengan jelas.
kemudian: kenapa kamu tidak bilang?
ah, sialan.

kepalaku tidak bisa bercerita dengan jelas. semua susunan kata melompat lenyap. berjingkrakan semaunya mencari tempatnya sendiri.
tuan persepsi sudah tertawa di atas sana dan nona interpretasi tersenyum sinis di sudut ruangan yang remang-remang.
aku salah tempat.

penghargaan diri itu sedang tidak ada.
dan cermin menyiksaku dengan sempurna.

baiklah,
kuminta berhentilah memintaku ini itu dan lainnya kemudian menyalahkanku ketika kesempurnaan adalah sangat jauh dari rengkuhanku.
atau biarkan aku babak belur dan berdarah-darah dengan jalan yang kumau di seberang sana.



_sudut kiri, 31 desember 2009_

Saturday, November 28, 2009

yang sebenarnya tidak menjawab apapun


kalau kada kata-kata lain sebagai pengganti muak untuk menggambarkan ini, saya akan gunakan itu, sungguh.


meragu dan meragu. padamu dan padaku.
kemudian kutanggapi dengan diam.
kemudian kau tanggapi dengan lebih diam.
oh, dominasiku kelewatan.
seperti undang-undang subversif negara antah berantah itu mungkin.
maaf dengan itu atasmu.

apa yang kita cari dengan semua sakit yang masing-masing tidak bisa silang rasa itu?
kalau jawaban kita adalah tidak ada, mari kemudian kita tertawa.
yang keras. sampai kau dan aku kebas. mati rasa.
lalu aku dan kau akan sadar bahwa jalan adalah jalan dan tidak ada gunanya berhenti berjalan.
persetan apakah itu berombongan, berdua, atau sendirian. berjalan itu perlu.
berjalan itu aku dan kau. kau dan aku. bukan kita, sepertinya.

kubilang beda bukan karena mesti sama.
kalau kau pikir begitu, maka begitulah.
seperti jadi begitu karena kupikir begitu.

dan kuharap ini cuma risauku.
sekedar galau yang mampir menyapa karena rindu padaku.
kutemukan ini di rumah ceritamu:
ragu itu membuncah, menjelma cepat menjadi curiga, sakit, dan muak yang bercampur jadi satu. ketidakmengertian berubah menjadi pisau pembunuh yang mematikan satu demi satu dan sedikit demi sedikit.

lantas buat apa ada kata 'kita' jika nyata hanya kau dan aku dalam cerita dunia yang tak terhubung meski dihubungkan?

lagi-lagi kau akan bilang aku salah mengerti dan terlalu banyak memasukkan sampah dalam pikiran. dan begitukah?
sepertinya aku memang tidak tahu berhadapan dengan siapa.
dan tidak perlulah ada maaf ya, itu basi sama sekali, bagimu dan bagiku.

selamat malam,
semoga masih ada rasa yang menyenangkan,
walau sangat sedikit dan nyaris tak terasa.





_bagian buram kiri depan, november 09_


Friday, November 20, 2009

begitulah.


buntu.

terkadang berharap dipahami tanpa harus panjang lebar bercerita.

berharap tidak diukur dari jalur biasa dan benchmark yang sudah tidak biasa diapa-apakan lagi itu.

kenyataannya toh pengukuran tetap dilakukan dari sana, dari sudut pandang paling benar dan masuk akal sedunia. entah menurut siapa.

pahit.

jadi sangat sulit mengeluarkan patahan-patahan kata.

kenapa katamu?

hei, bicara panjang lebar pada orang yang tidak mempercayaimu sama menyiksanya dengan membohongi orang yang mempercayaimu. itu membuatmu muak, pada diri sendiri.

lalu buat apa hari-hari itu dilalui?

tanyaku masih ada di situ.

Friday, November 06, 2009

malam ini dan kamu dalam pikiran


hening itu tumpah ruah di sini,
seperti semacam pemberian yang rasanya sangat wah setelah hari selesai dengan berkejaran waktu.

cuma ada suara air akuarium,,
hela nafas menanti kantuk,
dan bayanganmu tang tak mau lepas.

sedang apa di sana?
adakah aku?
apakah hening juga menyuguhkanku untukmu dalam imaji?

merindumu seperti tergores kutukan.

datanglah dalam hening yang tak berbatas, sayang.
kemarilah menikmati waktu bersamaku.

temani aku dalam kata cukup yang tidak pernah kita katakan,
dalam setengah kesepian yang bersembunyi di mana saja di dalam kita.

sayang,
hening itu benar-benar tumpah ruah di sini.

dan kerinduan itu menjadi kutukan.



[menjelang 7 november di ujung kesadaran]


Sunday, October 11, 2009

potongan-potongan tulisan di dalam ponsel

Pagi ini cerah, dan luang. Kandang hamster sudah saya bersihkan, akuarium juga. Ikan Sius yang tiga ekor itu sudah saya pindah ke akuarium kecil yang sebelumnya dihuni dua ekor ikan lain yang sudah almarhum.

Ponsel samsung saya masih berteriak-teriak senada dengan beberapa lagu bajakan yang saya unduh dari internet. Ah, berisik. Saya matikan dan suasanya jadi sepi. Duduk sambil menikmati bau daun-daun yang baru kena air, saya buka fasilitas pengirim teks di ponsel, menghapus satu per satu pesan yang pernah masuk dan pesan-pesan lain dalam folder yang lain.

Eh? Waw. Ada beberapa teks terketik dalam folder draft yang tidak pernah saya kirimkan pada siapapun. Sepertinya saya sangat nganggur ya.

ini beberapa isinya. tidak ada keterangan waktu dan tanggal karena saya bahkan tidak ingat kapan menulisnya.


#1

aku jatuh cinta pada sang pencari malam yang bertanya tentang perempuan dan kopi.
jatuh cinta dengan dungu pada runut kata tentang malam yang sudah lama membuatku jatuh dalam cinta yang diatasnamakan.


#2

Jatinangor bisu. Berisik dan bisu yang jadi lebur satu.
Aku mulai benci pada senja yang mengetuk dengan tidak begitu ramah seolah terburu-buru.


#3

Sudah maghrib. Di luar sana ada adzan dan di dekatku ada dentuman suara yang katanya musik atau lagu atau hasil plagiat dari entah apa namanya itu.
Dan aku masih di sini membiarkan pikiranku menari bersama liukan asap.
Secangkir kopi dan sebuah buku. Aku sedang jatuh cinta.


#4

Aku menemukan pagi, beku, dan arogansi di balik pintu. Pada mereka yang merasa menggenggam nasib kami dengan berlembar-lembar kertas di tangannya. Arogansi yang sama dengan para pemegang palu sakti di balik meja. Arogansi yang sama seolah mereka sesakti Tuhan, atau lebih.


Friday, October 09, 2009

tentang kau, sistem, isme, dan aku


Jam dinding itu sudah lama mati dan kau masih berbusa-busa bicara tentang demokrasi. Lalu kutanya padamu apa untungnya kau terus bicara soal itu.
Lalu kau katakan aku kapitalis yang selalu menghitung untung rugi. Komentarku: persetan.
Kau terperangah dan bilang aku kasar. Lalu maumu apa?

Masih ingat kuliah ilmu politik kita dulu saat aku terbahak melihatmu berdebat tentang demokrasi dengan si Tuan itu? Aku masih.

Aku tidak tahu tentang rentetan istilah panjang yang kau campurkan untuk bicara mengenai si sistem di sana dan di situ itu. Aku tidak peduli walau itu [mungkin] kedengaran keren.
Dan kau pasti tahu: aku tidak suka melabeli diriku dengan istilah-istilah yang tidak membumu itu, kawan.

Kau masih saja bicara tentang isme, dan aku masih saja tidak paham. Kau bilang aku dan dia adalah orang-orang kalah karena melupakan idealisme kami.
Aku bilang idealisme itu bergerak. Dan obrolan kita sama saja seperti dulu: tidak ketemu-ketemu.

Jam dinding kamarku memang sudah lama mati.

Thursday, October 01, 2009

tentang menikmati


saya bilang itu obrolan dungu yang sangat bisa dinikmati, jadi tidak ada salahnya dilakukan.
ya, beberapa hal akan jadi kontroversi dengan obrolan semacam itu, dan bukankah itu seru?




ada yang pernah baca komik ARIA?
komik yang menurut seorang teman membosankan karena alurnya yang datar dan ceritanya yang tidak menarik.
tapi buat saya itu komik keren. haha. selera saya katanya aneh. saya bilang biarin.

oke, kembali ke komik.
salah satu hal yang saya ingat di dalam sana adalah tentang menjadi expert dalam menikmati segala hal. waw. bagaimana mungkin?
lalu saya baca buku lainnya dan menemukan bahwa dalam hidup selalu ada hal baik dan buruk yang datang silih berganti, dan keduanya harus diterima dalam keseimbangan.
oh, tidak ada istilah karena nila setitik rusak susu sebelanga lagi. yang harus dilakukan adalah segera pisahkan bagian yang terkena nila dan selamatkan sisa susu di belanga itu.
kalau sudah terlanjur mencampuri seluruh bagian susu? paling tidak belanga nya masih bisa digunakan.

semalam, masih di kursi bis primajasa lebak bulus - garut, saya menemukan sesuatu tentang jawaban dari pertanyaan yang biasa diajukan seorang teman [yang istimewa dalam peta pikiran saya]. dan ini menyenangkan.
betulkah Tuhan sudah menyediakan potongan-potongan puzzle lainnya dari jawaban itu? kalau begitu saya masih akan mencari. rasanya seperti sudah tahu, tapi belum.
seperti berkaca di cermin yang berembun: samar, tapi tahu, walau tidak persis dan detail.


berhenti merasa iri: bergerak.

Wednesday, September 30, 2009

kamu harus bahagia ya..


itulah.

kamu harus bahagia. harus.
kenapa?
karena ini keegoisan saya: kalau kamu tidak bahagia, saya tidak akan pernah bahagia.
jadi tolonglah,
jadilah bahagia... ya?
:)

ini bagian lebay nya: mengetahuimu bahagia adalah hidup saya.

Monday, March 23, 2009

move on


okelah,

waktunya bergerak kembali.

hidup tidak berhenti di sini.

TIDAK BOLEH berhenti di sini.


selamat datang hari...

Friday, March 20, 2009

...............




AAAARRGGGGHHHHH......!!!


ingin teriak. marah. dan entah apa lagi.

seperti dituntut sana sini untuk melaksanakan tanggungjawab yang tidak saya pilih untuk tanggung sebelumnya.

saya mau datang ke tempat yang seharusnya tanggal 21 ini. untuk sebuah pertanggungjawaban yang sudah pernah saya sepakati sebelumnya.
tapi benturan waktu dengan yang satunya [selalu] saja membuat saya tidak bisa memilih yang saya inginkan, walaupun yang satunya itu hampir selalu datang belakangan.

HUFFFHHHHHH........



saya lelah. memangnya ini hidup siapa?
sebegitu takutnya saya berbuat salah untuk ke depannya?
dan dengan alasan itu lalu mengarahan hidup saya kemana inginnya?
dengan kalimat "nanti kamu nyesel kalo ga dengerin...."

lalu di mana keberhargaan pembelajaran saya sebagai individu?

entahlah. rasanya bukan ingin memperbaiki apa yang katanya kurang baik.
rasanya ingin membuat semuanya hancur sekalian.

saya sudah muak.


Sunday, March 15, 2009

dan aku memilih diam,


"Jangan keluar malam!"

"Kenapa?"

"Nanti kamu jadi liar!"

"Apa hubungannya?"

"Kehidupan malam itu terlalu bebas, nggak beres."


Dan aku memilih diam.

Tahukah Ia betapa malam sudah menjadi kawanku dalam sepi?
Akan mengertikan Ia bila kukatakan malam telah mengajariku banyak yang tak dapat siang berikan?
Marahkah ia jika kukatakan malam menemaniku berpikir lebih dalam dan menyenangkan?

Dan apapun jawabannya memang hanya berkisar pada keniscayaan.

Dan seperti biasa, malam merangkulku dalam hening dekapnya.
Tak peduli seberapa bising manusia lain di sekitar, heningnya meraja dalam duniaku.

Aku jadi ingin bertanya padanya tentang seberapa banyak dan dalam Ia mengenalku, entah sebagai apa.

Tahukah Ia bahwa aku lebih suka duduk dan berbincang dengan orang-orang di warung kopi pinggir jalan daripada duduk manis di restoran mewah dan menikmati live music?

Tahukah Ia bahwa aku lebih nyaman dengan sandal jepit karetku daripada sepatu mahal yang dipujinya waktu itu?

Tahukah Ia bahwa aku lebih menikmati jalan-jalan tidak jelas dalam hujan dan bermain lumpur di bebasnya alam daripada nonton film di bioskop?

Tahukah Ia bahwa kehidupan buatku adalah pembelajaran yang tak pernah usai seumur hidup dan demikian pula pengistilahan dewasa di sana?

Tahukah Ia apa yang kupikir tentang arogansi atas nama harga diri dan gengsi yang selama ini seolah Ia jauhi namun Ia junjung tinggi dalam nyata?

Tahukah Ia...bahwa aku muak dengan bahasan dan batasan normatif yang tidak bicara tentang kepercayaan dan kebebasan seseorang sebagai individu?

Dan lagi-lagi segala sesuatu adalah tentang keniscayaan...

Lalu bagaimana dengan Tuhan? Apakah Tuhan juga sebuah keniscayaan?

. . . . . .

Jangan bahas di sini.

Terserah mau bilang apa, aku percaya Tuhan itu ada.






Wednesday, March 11, 2009

cerita tentang teman dan minumannya

20.35 WIB
"gw perlu vodka..."

sms sinting itu masuk ke inbox.

seperti orang dungu, kata saya. dia perlu itu dengan alasan untuk tidur. supaya dia terlelap dengan baik dan kemudian bisa bangun dengan segar.
konyol. dia menaruh ketenangannya malam itu pada sebotol vodka.

03.00 WIB
"bukan berarti ingin mati. ingin pergi dari dunia ini. isinya sudah lebih dari memuakkan. saya tidak butuh dunia ini."

manusia...manusia...

ayolah kawan, di mana keberanianmu menjalankan hidup dan perjuanganmu bertahan selama ini?
kalau kamu tahu dunia terlalu memuakkan, lalu apa kamu mau menjadi sama memuakkannya dengan dunia?
apa yang ada dalam dirimu terlalu berharga untuk dilarikan bersama sebotol vodka...


saya kesal. mungkin marah, dan ikut-ikutan muak.
lalu bertanya kenapa?
dan bertanya lagi tentang apa yang dia cari.
dan yang saya temukan adalah tidak tahu.

okelah.
kamu sudah dewasa. sudah tidak perlu saya omeli lagi sebagai teman.
saya cuma merasa sayang kalau harus kehilangan kamu dan pikiran-pikiranmu yang ikut pergi bersama sebotol minuman dengan alkohol 40% itu.
walau sementara.
saya kehilangan teman bicara yang menenangkan.
gara-gara vodka dan satu nama yang kamu kejar tanpa tahu bagaimana berhenti.

selamat pagi.
semoga tidak ada vodka hari ini.


Wednesday, February 18, 2009

kecewa sama saya?


pernah nggak ada orang yang bilang dia kecewa pada kamu karena kamu tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan?

saya pernah!
baru-baru saja, dan reaksi saya jelas: ketawa.

buat saya, sangat konyol sekali menuntut orang lain menjadi sesuai dengan apa yang saya mau tanpa kenal dulu seperti apa karakteristiknya, kemudian kecewa dan melampiaskan kekecewaan itu pada orangnya dan [mungkin] berharap orangnya merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi keinginan itu.

Saya sudah biasa dibilang aneh, dan buat apa saya urusi lagi yang itu?
Tanpa bermaksud arogan atau keras kepala, saya mau bilang: inilah saya, manusia yang berproses, mungkin berproses dengan sangat lambat untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih manusia lagi.
inilah saya, manusia yang sebisa mungkin nggak mau nyakitin manusia lainnya kalo ga kepaksa-kepaksa amat. sayangnya, saya suka salah mendefinisikan kondisi terpaksa itu yang bagaimana.
hehehehe...



Tuesday, February 10, 2009

masih soal hati

adalah sakit.
ketika wajah itu menahan marah dan rasa lainnya.

adalah sakit.
ketika kata demi katanya bicara tentang asa.

adalah sakit.
ketika aku tahu apa dan siapa di baliknya.

dan saatnya berhenti merasa sakit.
saatnya tahu di mana pusat sakit itu.
supaya sembuh dengan diobati.
supaya sakitnya tidak menyakiti lainnya.

sudah.
bukan cerita ini yang ingin ditulis.
karenanya berhenti menulis.

mimpi masih sama.
masih bicara sama.
cuma perlu berobat.
supaya sakitnya tidak memperparah diri.

sudah.
saatnya bersyukur.
dan bersikap.



terimakasih untuk yoga dan teman-teman yang hilir mudik di kosan itu.
terimakasih untuk obrolan-obrolan yang luar biasa.

Thursday, January 29, 2009

tulisan tentang tidak menang dan tidak kalah [atau tentang kangen?]

ada yang datang kemudian ada yang hilang,
atau hilang sebelum kemudian datang.
akhirnya saya harus bicara kembali tentang perubahan,
tentang manusia yang berubah dan lingkungan yang seringkali sudah berubah duluan.

dan inilah saya.
mungkin seperti yang seorang teman bilang: berada di tengah, merasakan sakitnya tidak kalah dan tidak menang.

saya pada akhirnya harus melepas sesuatu sebelum kemudian [mungkin] tuhan akan memberikan saya sesuatu yang lain yang bukan sebagai pengganti tapi sebagai sesuatu yang baru yang bisa mereduksi rasa sakit karena kehilangan itu.
ini bukan tentang manusia, ini tentang kondisi yang pernah begitu saya cintai dan pernah melibatkan emosi saya sedemikian jauh di dalam sana.
dan sekarang saya di sini: di tempat yang paling tidak bertangungjawab selama hidup saya. di tempat dimana saya melepaskan tanggungjawab saya dan melemparkannya pada orang lain.
maafkan. teman-teman, maafkan saya.

dan sekarang saya merasa kehilangan dunia saya di sana, walaupun mungkin tidak.
saya kangen, kangen yang sangat dengan foto dan fotografi, dengan spektrum yang sudah mengajarkan saya sesuatu yang saya maknai sebagai hidup, dengan teman-teman yang membuat saya tidak lagi autis dan bisa tertawa dengan lebih bebas daripada yang pernah saya lakukan seumur hidup saya.
tapi itulah, ada yang berubah dan memang ada yang harus berganti.
walaupun saya kangen, dan sangat ingin datang, dan sangat-sangat ingin membantu apapun yang bisa saya bantu, ternyata tetap saja ada yang harus membuat saya membatalkan niat itu... sesuatu yang nggak bisa saya tinggalkan, sebagai manusia.
hufh...

tulisan ini mungkin akumulasi kekecewaan saya pada diri sendiri. ketika saya tidak bisa lagi memilih untuk ada di sana dbandingkan di tempat lainnya...
tulisan ini mungkin manifestasi kekesalan saya pada diri sendiri dan situasi yang sudah membuat saya tidak bisa datang ke acara outboun 11 spektrum kemarin, acara yang saya pikir pasti akan bisa saya datangi [entah untuk apa dan apapun] karena cuma setahun sekali.
tulisan ini mungkin wujud kekangenan saya sama kamera, hunting, dan teman-teman yang pernah motret bareng, nongkrong bareng, curhat, nyanyi2, bahas foto, dan makan nasi liwet bareng di spektrum....
ya, tulisan ini mungkin seperti itu.
dan itu adalah kemungkinan yang saya percayai walaupun katanya kemungkinan adalah hanya kemungkinan.
begitulah.

dan tentang berada di tengah: tidak kalah dan tidak menang, rasanya memang seperti itu.

Thursday, January 22, 2009

dan saya masih bermimpi

dan saya harus mengakui bahwa saya masih bermimpi.


seperti katanya, menerima diri saya, bahwa memang ini yang ada.


dan saya masih bermimpi di pagi ini..

terimakasih sudah memberi saya mimpi,
mimpi tentang dunia saya yang berwarna-warni.
dunia saya yang hangat,
dunia yang nyaris sempurna sepanjang kehidupan saya.

terimakasih sudah memberikan imbangan bagi insomnia saya yang semakin parah.



ternyata.

ternyata rasanya masih sama,

nyamannya masih sama,

hangatnya tidak pernah berubah...


dan aku mencintanya dengan sama.

sampai saat aku menuliskan ini.

benar-benar masih sama.


hati,
aku harus bagaimana?


Saturday, January 17, 2009

permohonan maaf [lagi]



masih dengan mimpi yang sama,

tapi buakan buat saat ini,

bukan untuk dijalani sekarang ini...

ada yang harus berbenah di dalam rumah bernama hati,

supaya nggak berantakan terus-terusan,

supaya nggak bikin sakit terlalu sering,


harus beres-beres,
yang nggak perlu dibuang saja,
yang penting-penting dipisahkan,
dipilah, dibersihkan, dilap, kalo perlu dicuci,
lalu dimasukkan dalam kotak yang kelihatan dari luar,
supaya mudah kalau perlu dicari...

hati...
hati...

sudah berapa lama kamu tak saya urus?
sudah berapa lama saya nggak nengokin kamu?

maaf ya hati...

saya terlalu sibuk bermain di luar dengan mengatasnamakan kamu,
padahal saya lupa kalau saya punya kamu,
saya lupa kalau kamu harus saya urus,
mesti saya bersihkan dan kasih makan supaya sehat,
supaya nggak sakit dan nggak nyakitin temen-temen kamu di tempat yang berbeda
maafin saya ya,

iya,
sekarang saya mau beres-beres dulu,
supaya nanti kamu bisa dipakai lagi,
supaya kamu nggak sakit-sakitan dan nularin sakitnya sama yang lain..

Allah,
maafin saya ya...
saya sudah terlalu banyak lupa...




hening qiyamul lail, januari 2009

Wednesday, January 14, 2009

kemarin, untuk besok



mungkin memang ada yang harus diputuskan.
mungkin begitu.
mungkin tidak begitu.
kemungkinannya sama-sama lima puluh.
atau seratus untuk yang satu dan nol buat yang lain.

ternyata rasanya masih sama saat melihat namanya di situ.
di suatu tempat yang namanya kotak masuk.
tapi itu cuma betuk keegoisan tingkat tinggi saja.
jadi tidak apa.

saya mau bilang,
hati masih bicara sama,
dan rasio masih tidak sudi menemaninya.
tidak tahu kenapa.
tidak tahu itu ada di tataran ego atau super ego.
yang saya mau bilang itu: maafkan saya. sebesar-besarnya.


stasiun, lepas maghrib, januari 2009


Tuesday, January 06, 2009

curhat kemarin malam

ini sudah pagi.

01.02.
waktu yang entah kenapa rasanya berjalan cukup cepat dibandingkan biasanya.
pundak saya pegal, pegal yang sangat. mungkin terlalu lama berkutat dengan komputer malam ini.

berawal dari kenekatan mencoba sesuatu yang baru yang nggak saya pahami sama sekali,ulik sana sini tetep nggak bisa gara-gara memang nggak punya dasar di sana...
hahaha...

jadi ketawa.
ketawa yang nggak ada sebabnya.
ketawa yang karena cuma ingin ketawa.

01.47
menumpuk.
semua rasa beradu dalam hati dan kepala yang tercampur ketidaklogisan bernama rasa.
di sini dan saat ini.
lelah.lelah.lelah.

menunggu tenang mungkin berarti tidak ada perhentian.
karena tenang tidak datang dengan cuma-cuma dan pengorbanan itu menghancur entah kemana.

tangis bukan lagi pelampiasan. tangis menjadi penahan sakit.


02.06
ufh!
nggak selesai-selesai.
kerjaan ini menyiksa rupanya...

02.16
saya kira cdrom lama saya sudah rusak,
makanya mau saya ganti dulu buat instal driver printer,
ternyata pas saya buka casing CPU nya...kabel2 di dalamnya emang nggak terhubung sama itu cdrom!
ya iyalah dia nggak idup-idup...
euh...
oon ah saya pagi ini!


03.52
akhirnya.
print-out sebagian besar sudah selesai.
saatnya menyusun lembar demi lembar sesuai kebutuhan.
mirip seperti saya menyusun puzzle hati ini, tidak bisa buru-buru, atau saya akan salah pasang.
dan salah pasangnya akan sama efeknya dengan petugas perusahaan telekomunikasi yang salah memasangkan kabel telepon ke tiang listrik, bukan tiang telepon.
ya dikira-kira saja bagaimana nasibnya setelah itu.

......

*twiiiittttt......*

masa aktif otaknya sudah berakhir,
belum bisa tidur,
tapi udah nggak sanggup mikir yang susah-susah,
maunya yang seneng-seneng aja.

makanya berenti di sini.
kalo diterusin nanti kacau.

hehehehe...

yuk ah...


salam teh manis panas dan indomie rebus tanpa telor,
_andhin_





Thursday, January 01, 2009