Friday, May 07, 2010

katanya begitu

katanya, jalani saja apa yang benar.
katanya lagi, kerjakan saja apa yang tepat menurutmu. dengan penekanan pada kata tepat.
dan lalu saya tertawa mendengarnya. astaga. tepat belum tentu benar dan benar belum tentu tepat rupanya.

lalu saya tanya tentang ukuran benar dan tepat.
katanya, benar adalah mengenai aturan yang sudah ada dan disepakati bersama entah dalam bentuk apa.
sementara, tepat adalah pas. adalah benar yang kontekstual, kondisional. adalah tidak salah yang pada saatnya. dan ukurannya adalah diri sendiri, di bagian akal, bukan perasaan. atau fleksibelnya: bukan hanya perasaan.

saya teringat kalimat seorang kawan yang menyatakan bahwa dia berjalan dengan pikirannya sendiri. [tekanan] lingkungan sudah tidak berpengaruh padanya. dan saya berpikir waw. kenapa? karena saya belum sampai di situ. belum di tahap [egois] itu sepertinya. masih saja dibuat emosi karena pertimbangan anu dan itu dan lain-lain dari si lingkungan tadi itu.
dan tentang benar dan tepat, saya kembali tertawa. senang. dilengkapi bingung.

ini lalu bersambut dengan pilihan saya saat ini. pilihan tentang jenis hidup yang saya jalani, yang katanya jauh dari menuju kondisi mapan. beberapa malah melihatnya sebagai kondisi depresi yang diawali dengan "daripada enggak . . . "
saya tertawa loh waktu ada komentar ini. tertawa yang sungguhan. getir dan miris. kasihan.
kasihan dengan cari aman. kasihan dengan jaminan kemapanan yang tidak pernah mapan. kasihan dengan satu jalan yang dilihat seolah-olah hanya ada jalan itu untuk bertahan dan berkembang. kasihan karena penjatuhan judgement tanpa tahu medan, tanpa tahu seberapa benar yang kelihatan dan kedengaran.
iya maaf, saya jadi memuakkan. tapi saya kasihan.

saya hidup dengan sadar tentang pilihan dan konsekuensi.
tidak punya rasa takut? punya! sangat besar malah. ketakutan tidak beralasan pula.
lalu kenapa?
karena menurut saya hidup itu untuk dinikmati dengan bahagia. dan bermanfaat. dan saya memilih untuk mencari jalan ke sana dengan proses yang saya pikir tepat untuk saya. untuk orang lain tidak tahu lah. biar mereka pikir sendiri yang tepat untuk mereka.
tidak semua orang harus lewat jalan yang sama untuk sampai di tempat tujuan kan? kalau ada jalan lain yang bisa dinikmati atau mungkin lebih dinikmati, kenapa pula saya harus lewat jalan yang sama dengan semua orang yang [katanya] menuju ke sana itu?
ah, ini egoisnya saya. saya cuma tidak mau menyesal. tidak mau lagi menyesal.


idih tulisannya jadi panjang.
curhat dah ini terus.
hahaha. maaf saya nulis ini. maaf kalau ada yang tersikut maksud saya.
tapi beginilah, saya cuma mau bilang kalau saya memilihnya dengan alasan saya soal hidup. saya memilihnya karena tujuan sudah saya lempar jauh di depan sana. dan ini waktunya.
melakukan yang benar atau yang tepat? saya memilih yang tepat.
maaf kalau saya bukan orang baik. saya cuma tidak mau menjahati dengan sengaja.
pilihan sudah saya ambil. konsekuensi sudah saya masukkan dalam daftar pertimbangan pertama.
dan sekarang adalah waktunya menikmati. begitu bukan?
:)

terimakasih sudah peduli.
saya percaya kalau hidup adalah untuk bahagia.




loteng atas sebelah kanan, duapuluhduamaretduaribusepuluh

4 comments:

  1. akhirnya nulis lagi, he . .
    welcome back . .

    ReplyDelete
  2. haha.. thanks jod..
    lebih banyak ngenty di fb nih.. lebih gampang.. :p

    ReplyDelete
  3. REPOST gan !!!
    dr note FB
    hahaha

    ReplyDelete
  4. heh kau.. itu note gw! hahaha...

    udah mau diidupin lagi kok ini blognya :)

    double post aja nanti di fb :p

    ReplyDelete