Wednesday, September 17, 2008

kalian. saya. dan rasa muak itu.

asalnya, saya nggak mau bilang apa-apa tentang kalian.
saya juga nggak mau mengkategorikan manusia [di sini, teman-teman saya] dengan kata 'kalian' ini.
karena saya nggak suka.
karena kategori membatasi pengembangan pikiran saya yang sempit ini.

tapi barusan saya nggak tahan lagi.
entah kenapa saya jadi muak dengan obrolan kalian.
iya, kalian!!!

kalian yang selalu merasa keren dan lebih keren dari orang lain kalau bisa nongkrong di starbucks.
kalian yang merasa oke kalau bisa pakai barang merk roxy dan bangga bisa menghabiskan lebih dari dua ratus ribu untuk sebuah sendal jepit.
kalian yang memberikan harga pada orang lain dari seberapa mahal sepatunya dan apa minyak wanginya.
kalian yang menertawakan dengan sinis teman-teman dari jurusan yang menurut kalian tidak prestisius dan memuja teman-teman lain yang menurut kalian bisa dipamerkan.
kalian yang selalu mengerenyitkan dahi saat diajak jalan kaki dan bukan naik mobil pribadi yang masih mulus.

iya, kalian yang itu!

hak kalian untuk punya gaya hidup yang luar biasa mahal seperti itu.
hak kalian menikmati fasilitas yang diberikan orangtua kalian sampai puas.
tapi saya berhenti bicara hak ketika kalian mulai merendahkan orang lain yang tidak punya gaya hidup seperti kalian.
saya mulai memaki.

kalian boleh bilang saya iri karena saya tidak punya gaya hidup itu.
atau mau bilang yang lain, terserah kalian.

tapi buat saya, sangatlah tidak penting menilai segala sesuatunya dari nominal harga atau prestise yang dimiliki sesuatu.
menurut saya, sangatlah BODOH ketika harus membatasi pergaulan dengan materi seperti itu.
apa yang ada di pikiran saya adalah: yang sangat penting dari seseorang bukanlah apa yang dia pakai atau dia miliki, bukan dari materi dalam kehidupan yang dia jalani, tapi dari bagaimana dia menikmati hidupnya, bagaimana dia membuat semuanya berarti, untuk dia dan orang lain.

kalian yang [lagi-lagi] punya otak yang terus-menerus cuma dipenuhi pikiran tentang bagaimana caranya terlihat lebih keren dari orang lain mungkin masih belum akan paham makian saya saat ini.

bahkan mungkin saya sendiri belum cukup paham.

tapi saya nggak mau gengsi menjadi sebuah arti penting dalam hari-hari saya.
persetan dengan itu.

saya nggak mau seperti kalian.

saya nggak butuh starbucks untuk menjadi keren. Tuhan sudah meberikan "diri" pada saya sebagai bekal menjadi apapun. Dia juga memberikan teman-teman untuk saya belajar. Bukan teman-teman dari jurusan yang prestisius untuk bisa dipamerkan, tapi teman-teman yang menemani saya berpikir dan berproses menjadi dewasa.

saya nggak butuh barang-barang bermerek atau berharga jauh lebih mahal daripada yang seharusnya untuk meningkatkan gengsi saya.
saya lebih peduli pada harga diri daripada gengsi. jauh lebih peduli... :)

terimakasih sudah membaca,

semoga saya nggak menyinggung siapapun,
dan semoga lain waktu saya bisa berhenti mengkotak-kotakkan teman seperti ini.
tapi saya sedang muak. muak yang sangat.
jadi maaf ya, kali ini saja . . .

4 comments:

  1. setuju, din...
    aku juga jengkel sama orang2 seperti itu.
    ayoo kita berantas!!

    SERBUUU...!!!

    *minum coca cola dulu*

    ReplyDelete
  2. keknya lagi emosi banget ni neng andhini...sabar yaa ;) tapi emang nyebelin kok orang2 yang sok-exclusive gt...tp kadang aku juga masih suka gt ding hehehe

    ReplyDelete
  3. "ADA DEBU YANG SINGGAH LALU MENDERU"

    begitulah mereka hidup, menghamba pada kapitalis. sejatinya mereka manusia berjiwa domba, yang rela diperbudak oleh si gembala durjana ( kapitalis IBLIS!)

    ReplyDelete
  4. hahahaha...
    iya nih, kmaren itu emosi jiwa banget lah...:P

    @ mus: haaaa... lama tak bersua pak... masih aja minum cola ga bagi-bagi...hehehe...

    @ sugieh: dilema kok mbak, sering sebel, tapi kadang bagian idup juga gitu. hahaha...

    @ rozi kembara: waduh... kapitalis. yah, begitulah jadinya...

    ReplyDelete